Selasa, 25 September 2012

Filosfi Pendidikan


Hakikat Pendidikan
Apa sih hakikat pendidikan? Apakah tujuan yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan?

Agak miris lihat kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperi pencetak mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar, dsb. Apa yang bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki hajar dewantoro mungkin bakal menangis lihat kondisi pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti yang masih tertulis di UUD 43, bah!), tapi lebih mirip mesin usang yang mengeluarkan produk yang sulit diandalkan kualitasnya.

Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh" lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral.

Apa sebaiknya hakikat pendidikan? saya setuju dengan kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting : (1) cerdas (2) hidup (3) bangsa.

(1) tentang cerdas
Cerdas itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan real. Cerdas bukan berarti hapal seluruh mata pelajaran, tapi kemudian terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas bermakna kreatif dan inovatif. Cerdas berarti siap mengaplikasikan ilmunya.

(2) tentang hidup
Hidup itu adalah rahmat yang diberikan oleh Allah sekaligus ujian dari-Nya. Hidup itu memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan melakukan hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Patut dijadikan catatan, bahwa jasad yang hidup belum tentu memiliki ruh yang hidup. Bisa jadi, seseorang masih hidup tapi nurani kehidupannya sudah mati saat dengan snatainya dia menganiaya orang lain, melakukan tindak korupsi, bahkan saat dia membuang sampah sembarangan. Filosofi hidup ini sangat sarat akan makna individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan seorang manusia, memberikannya makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral dan tujuan hidup.

(3) tentang bangsa
Manusia selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen penting dari suatu organisme masyarakat. Sosok individu yang agung, tapi tidak mau menyumbangkan apa-apa apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat. Siapakah masyarakat yang dimaksud disini? Saya setuju bahwa masyarakat yang dimaksud adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya terasa dekat. Saat terjadi perang Irak misalnya, seakan-akan kita bisa melihat Irak di dalam rumah. Tapi masalahnya, apakah kita mampu berperan aktif secara nyata untuk Irak (selain dengan doa ataupun aksi)? Peran aktif kita dituntut untuk masyarakat sekitar...dan siapakah masyarakat sekitar? tidak lain adalah individu sebangsa.

inilah sekelumit tulisan yang saya jadikan pokok pemikiran buat apa itu hakikat pendidikan sebenarnya.


tips agar anak berprestasi

Sekolah menjadi tempat belajar bagi anak. Sekolah memberikan serangkaian materi untuk mengasah dan mengembangkan kemampuannya. Di sekolah juga terjadi proses pendewasaan untuk anak. Namun sekolah bukan satu-satunya tempat untuk mendidik anak, masih ada keluarga dan lingkungan masyarakat. Kunci keberhasilan anak di sekolah tidak hanya karena guru saja, tetapi ada orang tua yang turut ikut serta 
 Pendidikan yang baik adalah melibatkan orang dewasa yaitu orang tua. Jika orang tua terlibat langsung dalam pendidikan anak di sekolah maka prestasi anak akan meningkat. Dibalik anak yang selalu berprestasi dan menamatkan pendidikannya dengan baik ada orang tua yang selalu mendukung.



1. Perhatian orang tua.

Orang tua sebaiknya memberikan perhatian pada anaknya, memberikan pengalaman dan pemahaman tentang nilai dan tujuan pendidikan. Ada usaha dari orang tua mengetahui perkembangan anak di sekolah, misalnya dengan berkunjung ke sekolah atau mengetahui lingkungan sekolah. Orang tua memberikan sarana dan mendukung minat anak, sehingga akan berkembang kemampuan anak selain itu juga akan berpengaruh pada aktivitas anak di sekolah.
2. Kerja sama dengan guru.
Sebaiknya orang tua mengenal dan menjalin hubungan yang baik dengan guru. Orang tua menunjukkan sikap bahwa pendidikan itu penting untuk anak untuk kehidupannya. Hadiri setiap undangan ke sekolah, karena saat itu orang tua bisa berkomunikasi dengan guru. Menanyakan perkembangan anaknya dan mengetahui prestasi belajar anak. Jangan menunggu setelah terjadi masalah pada anak baru menghubungi guru. Informasikan juga mengenai anak Anda jika berada di rumah kepada gurunya.
 

3. Menyediakan waktu untuk anak
Akan lebih baik jika setiap pulang sekolah anak bisa langsung bertemu dengan orang tuanya. Pada saat pulang ke rumah biasanya anak membawa beban pikiran baik itu karena pelajaran atau hubungan dengan teman. Anak suka bercerita tentang apa yang terjadi di sekolah, mengeluarkan beban dan keluhan kepada orang tua. Misalnya jika anak menceritakan kenakalan teman orang tua bisa langsung memberikan pengertian dan bimbingan.
4. Awasi kegiatan belajar anak di rumah.
Orang tua bisa mengingatkan anak untuk belajar, membuat jadwal kegiatan, menanyakan apakah ada PR dan sudah mengerjakannya. Orang tua bisa mengendalikan kegitan anak yang kurang bermanfaat, misalnya membatasi menonton tv atau bermain game. Periksalah buku-buku anak Anda.

masalah pendidikan


Hal ini disebabkan karena banyaknya masalah pendidikan di Indonesia yang masih sangat sulit untuk diatasi. Adapaun beberapa masalah utama pendidikan di Indonesia adalah :

1. Mahalnya Biaya pendidikan
Inilah masalah utama pendidikan di Negeri ini, yaitu mahalnya biaya pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal inilah yang kemudian banyak memunculkan fenomena putus sekolah di kalangan anak-anak Indonesia. Jangankan untuk sekolah Swasta, Untuk sekolah negeri pun, biaya pendidikanya tetap tinggi. Opsi bantuan BOS yang diberikan oleh pemerintah pun masih belum bisa mengatasi masalah mahalnya biaya pendidikan ini.

2. Kurangnya Pemerataan Pendidikan di Indonesia
Bagi sebagian orang, pendidikan adalah hal yang biasa, namun bagi banyak orang yang berada di wilayah terpencil, pendidikan adalah barang mewah dan sangat berharga. Kenapa? karena memang di negara yang menganut paham desentralisasi ioni, pendidikan lebih difokuskan di wilayah-wilayah pokok yang lebih potensial. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kurangnay pemerataan dan menjadikan kesenjangan dalam pendidikan.

3. Rendahnya Kualitas Sarana dan prasarana pendidikan
Kita tentu sudah banyak mendengar berita tentang sekolah roboh, atau sekolah rusak karena bangunanya yang sudah lapuk namun tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Inilah salah satu bukti betapa Rendahnya Kualitas Sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia.

4. Masih rendahnya kesejahteraan Guru
Salah satu acuan yang bisa diukur untuk menentukan Keberhasilan pendidikan adalah tingkat kesejahteraan para Guru. Namun apa bisa dikata, Di Indonesia masih banyak guru yang dibayar dengan upah yang kurang layak atau bahkan tidak layak. Walaupun banyak orang beranggapan bahwa guru itu adalah profesi yang mewah, namun tetap saja masih banyak guru yang belum bisa menerima hasil jerih payahnya secara adil.